Ompu
Manaretua adalah generasi ke-10 Lumban Gaol, nama gelar dari nenek moyang kami.
Manaretua sendiri cicit dari Paranjak Ulubalang, generasi ke-4. Paranjak
Ulubalang sendiri anak ketiga dari sebelas anak Sianggasana, generasi ke-3.
Sianggasana
sendiri anak kedua dari Tuan Jolita, generasi ke-2, cucu dari Raja Lumban Gaol,
generasi ke-1 awal marga Lumban Gaol.
Manaretua
membuka kampung di Sosor Tambok dan menikahi putri, Boru Sitorus Pane. Dari
pernikahannnya dikaruniai empat anak dan satu putri. Anak pertama digelari Ompu
Maruli. Anak kedua Ompu Pamasi. Anak ketiga Ompu Marbulung. Anak keempat Ompu
Martimbul. Lalu, putri menikah dengan marga Silaban.
Di
Sosor Tambok, Manaretua membuka kampung disebut huta Lumban Tua. Dari Sosor
Tambok tiga keturunan Ompu Manaretua yaitu; anak pertama Ompu Maruli, anak
kedua Ompu Pamasi dan anak keempat Ompu Martimbul meninggalkan Sosor Tambok
membuka kampung di Pargodungan, Aek Nauli, untuk mencari penghidupan baru.
Sedangkan anak ketiga, Ompu Marbulung menetap di Sosor Tambok. Mengapa tiga
anak Ompu Manaretua ke Pargodungan, Aek Nauli? Aek Nauli sendiri asal nenek
moyangnya, Paranjak Ulubalang.
Dari
Pargodungan, Aek Nauli ketiga keturunan Manaretua sampai dua generasi hidup
menetap, dari sana kemudian berserak. Keturunan dari anak bungsu merantau ke
Sumbul, Sidikalang. Generasi kedua, keturunan anak Ompu Pamasi yaitu Ompu
Bulihar dan Ompu Mananti. Ompu Mananti merantau ke Padang Sidempuan, sedangkan
abangnya Ompu Bulihar menetap di Hutagurgur.
Sementara
keturunan anak pertama, Ompu Maruli setelah meninggal, anaknya, yaitu Ama
Maruli atau Ompu Japintar atau cucu pertama (pahompu panggoaran Ompu Manaretua)
bernama asli David Manaretua Lumban Gaol, di masa muda pulang kembali ke Sosor
Tambok, oleh karena dijemput tulangnya Sitorus Pane ke Pargodungan-Aek Nauli,
untuk kembali ke Bona Pasogitnya, Sosor Tambok. Dan dinikahkan dengan
paribannya.
Hanya
sayang, David Manaretua meninggal di usia muda, belum umur 30 tahun. Sakit
lever. Meninggalkan dua anak laki-laki satu putri yaitu Maruli atau Ama
Japintar atau Ompu Jimmy. Anak kedua bernama Asal atau Ama Mindo atau Ompu
Sangap Surung. Sedangkan putri menikah dengan Simanullang, tinggal dan menetap
di Sarulla, Pahae. Sementara istrinya Boru Sitorus Pane, sempat menikah lagi
Ompu Pamasi dengan melahirkan dua putri. Kedua putri itu meninggal ketika masih
belia, tak sempat tumbuh dewasa.
Jika
dirunut keturunan Buha Ujung hingga ke cicitnya Manaretua, ada empat generasi
anak tunggal. Inilah tarombo Buha Ujung hingga ke Manaretua. Buha Ujung anak
ketiga Paranjak Ulubalang memperanakkan anak tunggal, Ompu Batar. Ompu Batar
memperanakkan Ompu Tumajur. Ompu Tumajur memperanakkan Ama Tumajur. Ama Tumajur
memperanakkan Ompu Bangun.
Baru
di generasi Ompu Bangun, generasi ke-9, memiliki dua putra, bernama Ompu
Manaretua dan Ompu Siboban. Dari Ompu Manaretua keturunannya mekar. Ompu
Manaretua empat putera, sebagaimana dijelaskan di atas yaitu: Ompu Maruli
menikah dengan Boru Sitorus Pane, dari pernikahannya lahir satu putra, Ompu
Japintar. Ompu Pamasi menikah dengan Boru Simanullang, dianugerahi dua anak
laki-laki yaitu Ompu Bulihar dan Ompu Mananti, dan satu anak perempuan, menikah
dengan marga Sigalinging di Pargodungam, Aek Nauli.
Sementara,
Ompu Marbulung menikah dengan Boru Simanullang, dikaruniai tiga anak laki-laki;
Ompu Rusman, Ompu Rihard dan Ompu Ojak. Kemudian, Ompu Martimbul menikah dengan
Boru Nainggolan dari Pandumaan, memiliki anak tunggal, Ompu Maradu.
Sementara
kisah hidup dari adik Ompu Manaretua, Ompu Siboban tak memiliki putera, tetapi
punya keturunan puteri tunggal. Dalam budaya Batak sistim patriarki, sistem
sosial yang menempatkan laki-laki mengikuti garis keturunan bapak, maka tarombo
Ompu Siboban berhenti, terputus.
Namun
di tahun 1980-an keturunan dari Ompu Siboban, keturunan boru, pernah datang
menjumpai keturunan dari Ompu Manaretua, memberi piso berupa kerbau sebagai
pengakuan bahwa mereka adalah bere, keturunan (amangtua) Ompu Manaretua.
Sabtu,
22 Januari 2022 seluruh keturunan Ompu Manaretua yang sudah sampai di generasi
ke-7, mengelar ibadah meresmikan Tambak (Simin) Ompu Manaretua di Sosor Tambok.
*Penulis,
Hojot Marluga nama pena dari Hotman J Lumban Gaol, gelar Ama Stephen, generasi
ke-6 dari Ompu Manaretua atau generasi ke-15 dari Raja Lumban Gaol